aahh
puisi |CERMIN TAK PERNAH BERDUSTA|
07.37 |
Sarah
Muthi’ah Widad
Sudah,
kita bercermin ?
Bagaimana
kah?
Rupawan
atau buruk rupa ?
Tak
perlu kau hiraukan!
Sadarkah
kita ?
Banyak
misteri dalam diri
Cermin,
tak pernah berdusta
Rupawan,bukan
berarti mulia,
Buruk
rupa bukan pula hina.
Sudah,
kita bercermin ?
Lihatlah
wajah, mata ini tempat segala dosa bermula
Lihatlah
pada cermiin
Wajah
? seringkaliakah kita berdusta ?
Wajah?
Seringkalikah me nyembunyikan ihsan?
Dan
mata ?
Seringkalikah
melihat kemaksiatan?
Masyaallah..
Sudah,sudah
ingat akan dosa itu
Tapi
sudahkah tertanam pada hati?
Ingat..
ingatlah, api neraka panas membara
Akan
menghancurkan dengan sehancur-hancurnya
Inginkah
kita syurga?
Yang
di dalamnya terdapat kesejukan memandang, selalu berseri-seri
Bercermin,
Tersenyunlah,
bayangkan syurga.
Cermin
tak pernah berdusta
Semoga
Allah memberi kesabaran
Kepada
hamba-hambaNya yang menjauhi kemaksiatan
Dimudahkan
urusan, disetiap perjuangan untuk mencapai ridho Allah
puisi |KORUPSI|
07.37 |
Sarah Muthi’ah Widad
Busuk..
Sudah
basi tentang kabar ini.
Sejak
dulu hingga sekarang
masih
saja menjamur
bahkan
sekarang merajarela
Sudah
mendarah dagingbpada diri sang wakil rakyat
Rakyat
yang dilayani,
Tapi
malah disakiti.
Diinjak
dengan hura-hura,
Harta
yang yang berlimpah,
Hak
sang rakyat.
Apa
ini warisan nenek moyang pada generasi muda?
Dzolim,
harus membenahi kesalahn orang tuanya.
Koruptor
Julukan
itu terlalu keren bagi seorang pencuri hak
Mereka
sangat hina, lebihn dari hina.
Kesal,
Kapan
jamur ini bisa musnah?
Pemuda,
Waktunya
untuk focus perbaiki diri,
Focus
pada kita,para pemuda
Tak
usah pikirkan mereka
Akan
tiada, dan kita akan hidup
Tak
usah khawatir,
Kita
bisa perbaikinya.
Langganan:
Postingan (Atom)