Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS


PeNa  MiRACLe…

karya: sarah muthi'ah widad

    Tiada hari tanpa pena biru mekanikku,bisa dibilang itulah diriku.
Hay teman-teman,kenalkan namaku Al-Maira Syifa Muqaffa. Orang-orang memanggilku Ira. ayah dan ibuku memberi  nama disalah satu nama lengkapku Muqaffa karna mereka ingin aku seperti Ibnu Muqaffa. Beliau adalah pengarang Arab berkebangsaan Persia. Beliau salah satu tokoh dibidang bahasa dan sastra pada masa dinasti Abbasiyah. Banyak sekali karya-karya yang telah beliau buat salah satunya adalah “Kalilah Wa Dimnah” (yang tumpul dan yang keras).
Sekarang aku duduk di  kelas 2 MTs. Suri Tauladan,murid-murid sering memanggil singkatannya   MTs.SN Sekolah menginginkan agar siswa   menjadi manusia yang berguna bagi Bangsa,Agama. Aku senang sekali bisa sekolah di sana. Penuh dengan suasana alam. Jadi,lewat suasana sekolah itu inspirasi aku tergambar luas. Wish..
   Hobbiku membuat karya seni,seperti menggambar,membuat puisi,cerpen,ngarang lagu,tapi kalau ngarang lagu sedikit sich,,,gak sehebat Mely Goeslaw yang udah nyiptain banyak lagu yang keren-keren.(hehehe..). menjadi tauladan yang dimiliki sang Sempurna nabi Muhammad.Saw
Saking senengnya buat cerpen,banyak banget cerpen yang aku buat di rumah. Kalau di pikir-pikir,sayang  juga sih..bikin tapi gak dikembangin. Semenjak itu aku berniat untuk mencoba  pertama kalinya mengirim sebuah cerpen kesalah satu penerbit buku. Aku tunggu-tunggu sekian lamanya hasil karyaku belum juga terbit. Rasa kecewa pasti ada,tapi aku gak boleh putus asa! Aku harus terus untuk membuat karya terbaikku.
   Sekarang,aku coba lagi ngarang cerpen untuk kukirim,tapi kali ini aku mencoba ke majalah yang dimiliki sekolah. Sekolah SNpunya..(maksudnya punya Suri Tauladan gitoo) itu kerren banget,punya majalah sendiri. Jadi,selain kita sekolah mencari ilmu,juga bisa ngembangin bakat. Ya…itung-itung bisa ngasah kemampuan.
***
Malam-malam,sekitar jam delapan malem setelah shalat Isya,aku mulai berjuang,menggoreskan penaku di atas kertas bergaris yang bisa dibialang sudah terkumpul dua puluh cerpen buatanku.    “Subhanallah……sudah malam,besok aku harus sekolah,takut kesiangan,tidur dulu ah,biar aku lanjut besok di sekolah.”
   Sebelum sayup-sayup azan berkumandang,aku sudah menyiapakan diri untuk shalat subuh dengan berdo’a dan tilawah Qur’an. Aku berdo’a agar cerpenku nanti bisa tebit di buku kesayanganku,Dar  Mizan
   Tepat pukul 06:30 pagi,aku izin ayah ibu untuk pergi ke sekolah. Di perjalanan hati ini serasa gundah tak tahu firasat apa yang sedang aku rasakan.
   Di sekolah,saat aku sampai gerbang,sudah terlihat Rina,satu-satunya sahabatku tersenyum dan menyapaku dengan salam dan menjulurkan tangan.
“Assalamu’alaikum..sahabatku..”sapa Rina dengan manis
“Wa’alaikumsalam”jawabku mengulurkan tangan menerima tangn Rina.
“Kita mau langsung ke kelas?”ajakku pada Rina
“kemon,let’s go..!”jawab Rina antusias.
   Sesampainya di kelas,pemandangan  pertama yang aku lihat muka masamnya Fiola cs. Saat aku mengalihkan  pemandanganku ke tempat  dimana kau duduk,terlihat Bilal berada di samping mejaku,aku berjalan perlahan menghampiri tempat duduku.
“BIilal,ada apa kamu disini? Gak biasanya!”tanyaku pada Bilal.
Bilal hanya terdiam,mukanya mengangkat sedikit dan matanya melotot. Huh,langung aku pejamkan mata langsung segera duduk,ketika aku duduk. Gubrak”aaaww…aduh..sakit!!” di dalam hati aku bertanya. Apakah firasat yang tidak enak tadi karna aka nada kejadian ini? Entahlah,ya Allah...
“Bilal….!!” Rasanya hatiku memanas ketika aku terjatuh karna Bilal menarik bangkunya saat aku duduk. Teriakanku pertama kalinya aku lontarkan pada Bilal,karna selama ini aku tak pernah berbuat apa-apa bila dia menjahiliku.
“La taghdob,Ira..!!” teriakan Rani sahabatku yang menahan emosi dan nafsuku pada Bilal.
“Astaghfirullah..”  istighfar untuk memohon maaf  dan perlindunagan pada Allah dari hawa nafsu.
   Tak lupa ke sekolah aku membawa buku catatanku yang berisi cerpen-cerpen. Pada istirahat tiba,aku melanjutkan menulis cerpenku yang semalam aku buat.
“Ehmm…Ira,kamu sedang sibuk?” tak biasanya Fiola menyapaku dengan ramah.
“o.o.o…gaak,ko,ada apa ya? Tumben!” Jawabku gugup sekaligus heran.
“boleh aku dduk?”pinta Fiola.
“Boleh,boleh,silahakan…”ku persilahkan Fiola duduk,aku bergeser sedikit ke sebelah kiri. Melihat aku duduk bersamaan Fiola,Rani menatap kami berdua,pandangan matanya yang menurutku memendang tidak percaya,karna Fiola itu…bisa dibilang musuh bubuyutan aku dan Rina.
“Rina,ayo kesini,gabung sama kita!”kata Fiola sambil melambaikan tangannya pada Rina.
Tanpa basa-basi,Rina menghampiri kami yang sedang asyik membicarakan masalah  yang terjadi antara Fiola dan teman-tema satu geng.
“kalian mau ke kantin gak?”Tanya Fiola padaku dan Rina
“boleh,boleh”jawabku dan Rina bersamaan.
Ku rapikan buku,dan penaku,dan ku masukkan ke dalam tas.
   Di kantin,terlihat teman-teman geng Fiola lari,entah kemana tujuan mereka.
Bel memotong acara makan kami di kantin,pelajaran akan segera mulau kembali.
   Di kelas,sudah terlihat bu Hafni guru Matematika.
“Assalamu’alaikum”ucap ami serempak,Rani mengetuk pintu.
“Wa’alaikumsalam…”jawab bu Hafni
Langsung kami segera masuk ketempat  duduk masing-masing.
Ku keluarkan buku Matematikaku dan tempat pinsilku yang terbuat dari kain,saat kubuka,tidak terlihat sibiru,penaku yang selama empat tahun menemani perjuanganku di sekolah dan membuat cerpen.
“lho,kemana penaku?”kataku kebingungan.
Ku obrak-abrik tasku,tanpa ada hasil apapun.
“Sabilah,kamu liat penaku yang berwarna biru,yang sering aku pake ga?”tanyaku pada Sabilah teman sebangku.
“tidak…”jawab Sabilah.
   Saatku tengok kearah samping kanan,aku liat penaku dipakai Fiola.
“Sabilah,liat deh,itukan penaku,kenapa ada di Fiola ya?” tanyaku pada Sabilah,merasa jengkel.
“O’iya…itukan mirip banget kaya yang punya kamu,o’ya,tadi aku lihat Bilal ke tempat meja kita,terus tingkah laku dia kaya yang mencurigakan gitu..tapi aku gak tau deh kenapa!”jawab Sabilah.
   Huh,aku bingung harus bagaimana,kalau benar Fiola yang mengambil penaku,apa artinya dia baik saat istirahat kepadaku dan Rani? Hanya taktik?!
   “net….net…net..”suara bel pulang berbunyi. Siap untuk berdo’a mengakhiri pertemuan kali ini.
“Fiola,tunggu!!”panggilku pada Fiola.
“ada apa? ‘’jawab Fiola
“aku mau nanya sesuatu,tapi ini aku Cuma nanya ya..”sebenarnya aku takut menanyakan ini pada Fiola.
“ya,ada apa?”
“kamu punya pena yang warna biru?”
“gak,tadi aku minjem dari Bilal,memang kenapa?”
“kamu jangan bohong,tadi aku liat sendiri kamu pake pena aku!’’ kataku dengan folume suara yang ditinggikan, aku berlari secepat mungkin
   Jadi benar kata Sabillah,sepertinya yang mengambil penaku itu Bilal,dia bekerja sama dengan Fiola. Tapi bagaiman aku bisa bicara dengan dia,sedangkan bertemu dengan dia saja  udah ada rasa takut. Tapi aku gak bisa kehilangan pena kesayanganku. Aku harus berbuat apa?
  Di perjalanan menuju rumah,aku hanya memikirkan pena biraiuku,di sunyinya siang dan panasnya terik matahari,aku berjalan kaki menuju rumah,kulihat pohon yang rindang dan besar,kusempatkan berteduh di bawah pohon rindang. Bersandar di bawah pohon,yang mengeluarkan udara rasanya hatiku agak tenang…. Tak lama aku melihat Fiola berjalan kearahku. Pandanganku beralih melihat kanan-kiri.
“Ira,kamu sedang apa disini?”Tanya Fiola.
“mau apa kamu kesini?,kamu jangan pura-pura baik deh sama aku! Aku gak butuh kebaikan bohong kamu !”jawabku lantang. Aku tidak terima penaku hilang, dan waktu aku lihat ternyata penaku berada ditangan Fiola
“kenapa kamu gitu? Kamu masih gak percaya          kalau aku bukan pelakunya?”
“aku gak butuh penjelasan dari kamu,sekarang kamu pergi,pergi!!”
   Fiola pergi meninggalakanku. Air mataku menetas perlahan,aku berlari dengan sekencang mungkin menuju rumah.
“gubrak..”kayu yang dibuat untuk pintu aku buka dengan sekeras mungkin.
“Ira,kamu gak sopan!,datang langsung marah-marah,gak salam pula,kamu kenapa?”kata kakau.
Tak panjang lebar aku langsung pergi ke kamar. Ku lepas jilbabku,ku baringkan badan yang tidak berdaya dikasur.
   Hm..kita ulang kisah tahun lalu. Dulu memang Fiola CS lebih-lebih memperlakukan aku. Udah kaya musuh bubuyutan dech. Sering rok sekolah kotor. Di meja disempin tanah cairlah,lemlah,coklat melelehlah,lah lah lah..pokoknya nyebelin.
  “dret,dret.dret,dret”getaran hand phoneku. Kuterima dan kubuka sms. Terlihat sms itu dari Fioal
aku akan berusaha untuk membuktikan kalau bukan aku yang salah,besok di sekolah,aku akn bicara dengan Bilal..”
“Fiola,dia bener-bener nekat! Udah aku bilang gak usah ngejelasin,dia malah sms!” kataku dalam hati. “dret..dret…dret..dret…”getaran hpku bunyi lagi,langusng kubuka.
Ira,yakin sama aku..bukan aku yang ngambil pena kamu… aku tulus berbuat baik sama kamu dan temanmu Rina,karna aku ingin berteman dengan kalian. Aku udah cape berteman untuk kejahatan. Besok pasti akan aku ambil pena kamu dari Bilal.” Pesan singkat yang di berikan pada Fiola.
   Pagi-pagi sekali aku sudah terbangun dari peristirahatanku semalam. Aku berencana untuk pura-pura sakit agar diperbolehkan tidak sekolah dan menjauh dari masalah hanya tentang penaku yang hilang,padahal…sebenarnya aku tidak ikhlas,dan sedih kalau sibiru penaku hilang!.
“Ira sayang…bangun nak..kamu sudah shalat subuh?cepat bangun,nanti kamu kesiyangan buat sekolah.” Terdengar suara ibuku memanggilku sambil mengetuk pintu.
“Aku sudah shalat,bu…”jawabku lemas
Ibu membuka pintu kamar,lalu menghampiriku.
“kamu sakit nak ? ’’tanya ibu melihat aku masih ditutupi selimut.
‘’iya bu,kepala aku pusing bannget…kayanya hari ini aku tidak sekolah.. ! ibu mau tolongin Ira kan,bikin surat izin ke sekolah ?,nanti Ira sms Rani biar dia yang ngambil suratnya. ‘’ pintaku pada ibu.
  Ibu,maaf aku harus  bohong sama ibu,karna aku bingung harus berbuat apa ? aku janji bu,kali ini saja..
’’Assalamu’alaikum.. ‘’terdengar suara Rani dari kamar.
‘’Wa’alaikumsalam ,Rani silahkan masuk… ‘’kata ibuku mempersilahkan Rani untuk masuk.
‘’Ibu,maaf denger-denger Ira sakit dia sakit apa ?’’
‘’katanya sih dia pusing.. palingan nanti siang ibu mau ajak di ke dokter,’’
’’yasudah,bu…saya pamit dulu,mau sekolah,salam aja buat Ira,semoga cepat sembuh ‘’Rani menjulurkan tangan untuk salim pada ibu.
‘’iya,nak terimaksih…hati-hati di jalan !’’ucap ibu pada Rani
“iya bu,Assalamu’alikum..”salm Rani
“Wa’alaikumsalm..”jawab ibu.
  Sesampainya di sekolah,Bilal sudah mebuat Rani emosi dengan cacian-cacian yang dilontarkan si mulut harimau Bilal.
‘’heh,apa yang kamu bawa agly? tumben kamu sendiri,biasanya kamu selalu sama si missis bossy ?’’  kata Bilal
Tanpa berfikir apa-apa langsung aku tinggalkan Bilal.
‘’kurang hajar,kamu Ran,awas kamu ya…pulang sekolah liat aja nanti!’’ teriak Bilal menantang
Sabar…sabar…Rani hanya bisa mengelus-eluskan dadanya dengan semua kata-kata yang diucapkan Bilal.
Sesampainya di kelas aku disambut dengan Fioal.
‘’Asslamu’alaikum..’’kata Fiola dengan senyumannya.
‘’Wa’alaikumsalam..”jawabku dengan membalas senyuman Fiola.
‘’Kamu gak sama Ira?”tanya Fiola
‘’Kata ibunya sih,dia lagi sakit,sekarang juga aku bawa surat izinnya. ‘’ jawab Rani heran melihat Fiola sebaik itu.
‘’Ran,aku perlu bicara sama kamu,ini penting,soal Ira ‘’ucap Fiola menarik tangan Rani menuju tempat duduk Fioal.
Tanpa ragu,Rani mengikuti jejak Fioal.
‘’sebenarnya ada apa sih ?’’ tanyaku penasaran
‘’sebelumnya,aku mau minta maaf,selama ini aku selalu jahat sma kamu dan Ira,kebaikan kemarin itu bener-bener ikhlas,gak ada rencana jahat yang mau aku lakuin sama kalian,aku bosan berteman dengan Bilal dan yang lainnya,aku baru sadar kalau perbuatan yang mereka lakukan itu semua negatif,aku sering dapet marah dari ibu,guru-guru di sekolah ngelaporin aku setiap aku berbuat salah,aku kapok !’’ kata Fioal merasa bersalah.
‘’iya,Fioal…aku maafin,bagi aku kamu udah berubah kaya gitu aku udah seneng banget !’’kata Rani dengan penuh maaf untuk Fioal
‘’Tapi,yang aku bingungin sekarang,bisa gak ya..kalau Ira maafin aku,aku takut..kayanya dia benci banget sama aku,kemarin aku disangaka yang ngambil penanya,padahal bukan aku..itu kerjaanya Bilal. Kamu mau bantu aku ? ‘’pinta Fiola ketakutan.
‘’iya deh,insyaAllah..tapi apa yang mau kamu lakuin ?’’kata Rani pada Fiola.
‘’gini,rencananya waktu istirahat aku mau ajak Bilal ke kantin,nanti waktu aku ke kantin kamu ke tempat Bilal,ambil penanya Ira di kotak pensil dia’’jelas Fiola.
‘’ok deh..sip !’’tegas Rani.
    Suara bel berbunyi memotong pelajaran bahasa Indonesia. Sekarang waktunya istirahat,dan sekarang juga waktunya beraksi mendapatkan kembali pena Ira.
‘’Fiola,sekarang kamu ajak Bilal ke kantin,pena biar aku yang ambil,kamu siap?’’ Rani member aba-aba pada Fioal.
‘’sipp..!’’ jawab Fiola penuh semangat.
Fiola mengajak Bilal ke kantin,sementara Rani menyari pena Ira yang berda dikotak pensil Bilal. Saat Rani sedang mengoprek tas Bilal,tiba-tiba..
‘’Heh,kamu lagi apa? Berani-beraninya kamu buka-buka tas Bilal.!’’sentak Faiq teman satu geng Bilal.
‘’Enggak,..aku Cuma mau nyari pena Ira yang hilang!’’jawab Rani gugup
“oh..jadi kamu nuduh Bilal yang nyuri pena Ira?jangan sembarang nuduh,deh!’’kata Faiq emosi
“Aku gak nuduh dia,tapi aku Cuma liat tadi dia pake pena yang mirip percis sama yang kaya punya aku!”jelas Rani pada Faiq.
“memang pena Ira kaya gimaa sih? Palingan juga murahan,pastinya juga banyak orang yang punya!”cemooh Faiq
“Pena itu gak murah,pena ini mahal,semahal kebahagiaan Ira sebagai sahabatku!” kata Rani sahabat yang baik.
Hati Faiq tersentuh ketika mendengar perkataa Rani tadi. Dia berlari menuju arah kantin.
‘’lho,Faiq kenapa ?ko dia malah pergi ?gawat..pasti dia mau ngadu keBilal!’’ Rani cemas.
   Sesampainya di kantin,Faiq menemui Bilal dan Fiola yang sedang bercanda gurau.
‘’Bilal, dimana pena Ira yang kamu ambil waktu itu ?’’tanya Faiq menyentak.
“lho,Faiq kamu ngomong apa? Aku gak ngambil pena Ira.!”kata Bilal ketakutan
‘’sekarang kamu bilang gak ngambil,terus ngapain kamu suruh aku jagain kelas biar  Rani sama Ira gak liat kamu ngambil pena Ira ? ‘’
‘’Faiq, apa-apaan kamu ngomong gitu ? ‘’
‘’udah deh,Bilal mending sekarang kamu jujur aja..aku udah gak mau ikut-ikutan sama orang yang selalu buat licik sama kamu !’’kata Faiq mengancam
‘’iya,aku jujur….memang aku yang ngambil pna Ira,aku Cuma mau Ira sama Rani jadi temen kita.. !’’ kata-kata jujur Bilal membuat Faiq dan Fiola ersenyum.
‘’oh..jadi selma ini kamu jahat sama mereka hanya ingin mereka menjadi teman kita ? kamu kenapa gak ngomong baik-baik aja sama mereka,pastinya kalau kamu ngomong baik-baik mereka mau jadi teman kita,malah mungkin kita bisa jadi sahabat merka ! ‘’ jelas Fiola pada Bilal.
   ‘’iya,sih..tapi aku gengsi dong,kalau ngomong gitu sama mereka ?’’ucap Bilal
Saat Fiola,Faiq,dan Bilal sedang tertawa karna ucapan Bilal tadi,Rani datang menghampiri.
Rani berpikiran negatif tentang mereka,dia berpikir kalau selama ini Fiola baik pada Rani dan Ira hanya permainan  dan jebakan saja.
   ‘’Fiola,jadi gini ya..kamu berusaha buat nyari pena Ira,Cuma mau cari alesan doang ? sekarang kamu bisa seneng-seneng sama temen-temen kamu. Sementara Ira,dia kehilangan penanya ? ‘’kata Rani ceroboh.
   ‘’bentar Rani,Fiola itu tertawa karna ada hal yang mungkin juga bisa membuatmu tertawa ‘’ kata Faiq membela.
   ‘’jadi gini Ran,memang Bilal yang mengambil pena Ira,dia itu punya alesan kenapa dia berbuat kaya gitu..dia Cuma mau temenan aja sama kailan !’’jelas Fiola pada Rani
    ’’haha…jadi itu ? kenapa kamu gak bilang aja sama kita ? pastinya kalau kamu bilang kita juga mau ko’jadi temen kalian’’kata Rani sambil tertawa
    ‘’kata Bilal sih,dia gengsi !’’celetuk Fioala.
   ‘’fioala,kamu malu-maluin aja ! ‘’kata Bilal menundukan kepalanya.
   ’’kalau gitu..sepulang sekolah kia ke rumah Ira aja ?’’ajak Rani
   ’’boleh…’’jawab mereka kompak
   Jam pulang tiba,Rani,Fiola,Faiq,dan Bilalmenyempatkan pergi ke rumahku.
    ‘’Assalamu’alaikum’’ucap mereka kompak.
‘’Wa’alaikumsalam’’jawabku menuju ruang depan. Ku bukakan pintu. Saatku lihat ternyata Rani dengan geng yang aku benci selama ini.
‘’Rani,kamu ngpain kesini sama mereka ?’’tanyaku pada Rani
‘’gini,Ra,kita kesini mau ngomong sesuatu sama kamu. Kita boleh masukkan ?’’Jawab Rani
Aku mempersilahkan mereka masuk,keliatannya mereka kepanasan. Lalu aku ambilkan 3 gelas air dingin.
“Ra,gak usah repot-repot.”ucap Fiola
“udah,gak papa. Kalian mau ngomong apa?”
“gini,Ra,aku mau minta maaf kalau selama ini aku selalu jahat sama kamu,dan sebenarnya yang mengambil pena kamu itu bukan Fiola,tapi aku,aku lakuin itu karna kau mau punya sahabat kaya kamu dan Rani.! Aku bingung harus gimana”.
Bilal menatap Rani penuh dengan rasa malu dan bersalah.
’’udahlah…bagi aku,persahabatan kita lebih berarti dibanding pena biruku. ‘’ku lontarkan kata-kata tadi untuk persahabatn baru yang akan tumbuh menjadi indah.
‘’kita ?maksud kamu aku dan teman-temanku juga ? ‘’tanya Bilal
’’pasti,kita semua bersahabat….. ‘’ucapku sambil mengancungkan jempol.
‘’makasih banyak ya…kamu malah ngebalas kejahatankita dengan persahabatn. ! o’ya,ini pena kamu. ‘’ kata Bilal sambil mengembalikan penaku.
’’ok,lah..mending sekarang kalian bantu aku nyelesain cerpenku yang aku mau kirim ke Dar Mizan ! ‘’ pintaku dengan mengedipkan mata sebelah kiri.
   Persahabatan yang kita jalani sudah berlangsung 2 pekan. Saat aku dan sahabat-sahabatku sedang membicarakan tentang masa lalu kita dengan canda tawa,datang seseorang dengan motor orangenya berhenti di depan rumahku. Bapak itu adalah pak pos,dia mengirimkan bingkisan untukku. Karna cerpenku bisa diterima dan diterbitkan di buku Dar mizan !
Rasanya seperti mimpi,cerita perjalananku dengan sahabatku seperti akhir dari cerpen yang aku buat.
Alhamdulillah…semoga ini menjadi awal dimana aku menjadi penulis terkenal,amin.. J
 





  

  
           

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS



 Rihlah ke Bandung :)


hari senin,7 Mei 2012
siap-siap dari hari Ahad,berangkat dari rumah kira-kira jam 3 pagi. udara dingin banget seakan-akan nusuk sampai tulang :D
awalnya kumpul dulu di Mu'allimien. kira-kira jam 4 kita mulai perjalanan. shalat subuh di bus bersucinya juga tayamum.
di jalan penuh ceria,canda,tawa. kita rombongan 9-1 (claneOne),yang mayoritas pake baju kelas warna biru.. :)





tujuan pertama kita,yaiutu.. Sariater. sarah,arez,rodhita tanpa mikir panjang langsung jalan-jalan menikmati suasana di sana. naik flying fox,foto-foto di berbagai tempat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS